Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan
program mandatori Biodiesel 35 persen atau B35 akan diluncurkan Februari 2023 menyusul keberhasilan B30 dalam
mengurangi impor minyak sekaligus menghemat devisa negara.
Sementara menanggapi kebijakan ini Gaikindo, asosiasi produsen mobil Indonesia, mengaku risau karena B35 belum sejalan
dengan standar Euro 4. Selain itu kandungan air dalam B35 juga jadi sandungan bagi produsen
mobil.
Arifin, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (31/1/2023) mengatakan
penghematan devisa dari pemanfaatan biodiesel pada 2022 mencapai lebih dari
Rp 100 triliun.
"Devisa yang berhasil dihemat di tahun 2022 sebesar Rp 122,65 triliun atau
8,34 miliar dolar AS," beber Arifin.
Menteri ESDM Arifin melanjutkan sepanjang 2022 realisasi penggunaan
biodiesel mencapai 10,45 juta kiloliter (kl) atau melebihi target yang
ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar 10,1 juta kl.
"Di tahun 2022 realisasi biodiesel kita mencapai 10,45 juta kl. Kita
targetkan di 2023 mencapai 13 juta kl. InsyaAllah, di bulan Februari 2023,
program B35 segera diimplementasikan," tambahnya.
Sebelumnya Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo menyampaikan bahwa pemerintah akan meningkatkan persentase
pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis
minyak solar dari 30 persen (B30) menjadi 35 persen (B35) mulai 1 Februari
2023.
"Dengan implementasi ini, maka Indonesia menjadi yang terdepan dalam
pemanfaatan BBN jenis biodiesel," katanya.
Edi juga mengatakan dari program B35 pada 2023, target penyaluran biodiesel
sebesar 13,15 juta kl, yang akan menghemat devisa senilai 10,75 miliar dolar
AS atau setara Rp161 triliun.
Program B35 ini diproyeksikan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.653.974
orang serta pengurangan emisi Gas Rumah Jaca (GRK) sebesar 34,9 juta ton
CO2e.
Gaikindo khawatirkan kandungan air B35
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)
Yohannes Nangoi berharap implementasi penggunaan Biodiesel 35 (B35) sejalan
dengan ketentuan Euro 4 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK).
“Mulai 2022, sesuai ketentuan KLHK, kendaraan yang diproduksi di Indonesia
harus sudah memenuhi standarisasi Euro 4 termasuk dari sisi bahan bakar dan
emisi buangnya,” kata Yohannes Selasa.
Ia mengharapkan pengembangan produksi B35 ke depan yang saat ini belum
memenuhi standar Euro 4 tersebut, apalagi ia memperkirakan rata-rata setiap
tahun 230 ribu sampai 300 ribu kendaraan berbahan bakar diesel atau solar
terjual di Indonesia.
“Maka dalam 5 sampai 6 tahun, sebanyak sekitar 3 juta kendaraan berbahan
bakar solar, yang seharusnya diganti dengan B35, akan perlu menerapkan
standar Euro 4,” katanya.
Saat ini, rata-rata setiap tahun 23 persen dari 1,05 juta kendaraan yang
terjual di Indonesia berbahan bakar solar. Sekitar 5 juta unit sudah
beroperasi di jalanan.
Selain belum memenuhi standar Euro 4, menurutnya negara-negara lain saat
ini baru menerapkan B10, sehingga prinsipal pabrikan otomotif sempat enggan
memberikan jaminan kepada Indonesia, yang ujungnya berpotensi merugikan
konsumen.
Meskipun demikian, ia mengakui penerapan B35 sudah lulus uji coba yang
menunjukkan bahwa kendaraan dengan B35 bisa dioperasikan di wilayah dingin
sekalipun, tetapi kandungan airnya tetap perlu dikontrol.
“Dengan kandungan air yang berpotensi ada di bahan bakar B35, otomatis
servis kendaraannya perlu dipikir secara detail, misalnya apakah perlu
pengurasan dan lainnya,” katanya. [Antara]
Copas dari
https://www.suara.com/otomotif/2023/02/01/050500/b35-akan-diluncurkan-februari-gaikindo-risau-soal-euro-4-dan-kandungan-air-dalam-bbm
No comments:
Post a Comment